Langkah-langkah PTK

A. Fokus Masalah
Kegiatan PTK sebelum pelaksanaan penyusunan rencana PTK merupakan kegiatan yang mendasari pelaksanaan PTK, yang berupa kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
  1. Identifikasi masalah
  2. Kegiatan diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang fokus masalah yang akan diteliti, bidang masalah diteliti dan dikembangkan. Dalam pendidikan dan kurikulum, bidang masalah yang dipilih adalah bidang masalah yang memiliki sumbangan paling besar terhadap mutu hasil pendidikan, khususnya mutu kemampuan dan pribadi siswa, misalnya implementasi kurikulum. Bidang tersebut masih mencakup secara luas, cakupannya dapat terdiri dari berbagai sub bidang atau segi, misalnya segi pembelajaran, segi praktik, pengelolaan kurikulum, kegiatan ekstra kurikuler, penggunaan media, evaluasi, dll. Dalam segi pembelajaran masih terdapat lagi masalah-masalah yang bisa diidentifikasi dan dipilih sebagai fokus masalah, seperti pembelajaran pemecahan masalah, pembelajaran konstektual, eksprensial, pembelajaran inkuiri-diskaveri, pembelajaran kooperatif dll. Dalam pemilihan fokus masalah atau kegiatan yang ingin dipilih didasarkan atau urgensi dan mafaatnya, serta kemampuan diri dalam melaksanakan kegiatan pemecahan masalah tersebut.
  3. Pengumpulan data
  4. Langkah kedua ini merupakan langkah dengan melakukan kegiatan pengumpulan data berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang menjadi fokus masalah. Sebagai contoh masalah yang menjadi dasar adalah pembelajaran kooperatif (pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam pembelajaran). Dalam langkah ini seorang guru mengidentifikasi, menghimpun dokumen-dokumen, mengingat-ingat kegiatan pembelajaran, serta hasil pembelajaran yang berkenan dengan pemecahan masalah yang pernah dilakukannya. Topik-topik apa yang dibahas, bagaimana langkah-langkahnya, bagaimana kegiatan guru dan siswa, buku media, dan sumber belajar, keberhasilan yang dicapai, dll.
  5. Analisis dan interpretasi data
  6. Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis secara kualitatif , diuraikan, dibandingkan, dikategorikan, disintesiskan, lalu diurutkan secara sistematis. Hasil analisis diinterpretasikan dalam arti diberi makna, baik makna umum maupun makna atau sendiri-sendiri.
  7. Solusi permasalahan
  8. Hasil masalah-masalah yang telah dijabarkan, kemudian dicarikan solusi untuk mencari/mengembangkan cara perbaikan, yang dapat dilakukan dengan mengkaji teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan teman (guru lain) atau dengan pakar, serta guru dapat menggali pengalaman sendiri. Pengembangan cara perbaikan atau tindakan harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru sebagai peneliti pelaksana, kemampuan siswa, fasilitas yang tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
B. Pelaksanaan PTK
Berdasarkan empat kegiatan awal, yaitu identifikasi masalah, pengumpulan data, analisis dan interpretasi data, dan solusi permasalahan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan langkah-langkah umum PTK yang merupakan satu daur atau siklus, yang terdiri dari kegiatan:
  1. Perencanaan
  2. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario tindakan, termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung atau sarana lain yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, dan melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan.
  3. Pelaksanaan (Tindakan)
  4. Fase tindakan merupakan tahapan pelaksanaan tindakan-tindakan (intervensi) yang telah direncanakan. Pada fase ini peneliti peneliti sudah harus benar-benar menguasai skenario pengajaran sebelum menerapkannya. Fokus perhatian peneliti pada fase bukan pada bagaimana mengimplementasikan rencana atau pada proses peningkatan keterampilan mengajar guru, tetapi pada proses menggunakan strategi yang direncanakan untuk melihat seberapa jauh strategi itu mengatasi masalah yang ingin diatasi. Peneliti disarankan untuk berkolaborasi dengan satu atau lebih kolega yang mengampu mata pelajaran yang sama. Kolaborator tersebut bertugas mengamati implementasi perencanaan dan melihat seberapa jauh strategi itu memecahkan masalah.
  5. Observasi
  6. Observasi merupakan proses pengumpulan data mengenai tingkat keberhasilan strategi yang digunakan untuk memecahkan masalah. Observasi difokuskan pada data yang berhubungan dengan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Pertanyaan-pertanyaan yang lazim diajukan pada fase observasi adalah: Seberapa efektif strategi yang digunakan memecahkan masalah?, bukan, seberapa baik pengajaran guru?. Atau, seberapa baik strategi pengajaran itu diimplementasikan oleh guru?. Kedua pertanyaan terakhir adalah pertanyaan untuk observasi ketika mahasiswa melakukan praktik mengajar, bukan dalam observasi PTK. Pada fase observasi ini, peneliti dan kolaborator juga menyepakati sumber dan jenis data yang akan dikumpulkan serta teknik dan instrument yang akan digunakan untuk mengumpulkan data tersebut. Proses penjaringan data sesuai dengan kesepakatan yang diambil juga dilakukan pada fase observasi ini.
  7. Refleksi
  8. Refleksi merupakan proses analisis data dan diskusi (keduanya selalu berlangsung tumpang tindih) untuk menentukan sejauh mana data yang dijaring menunjukkan keberhasilan strategi mengatasi masalah. Refleksi juga menunjukkan faktor-faktor apa saja yang mendukung keberhasilan strategi atau persoalan-persoalan tambahan apa yang muncul selama proses implementasi strategi. Analisis terhadap hasil observasi dilakukan dengan membandingkan data yang terjaring dengan kriteria keberhasilan yang telah ditargetkan. Sebagai contoh, sebuah strategi yang diarahkan untuk meningkatkan kemahiran para guru di sebuah Sekolah Dasar dalam pembelajaran melalui metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, pembelajaran kooperatif dianggap berhasil bila (1) para guru tersebut menyenangi pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) peneliti merasa nyaman menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD, (3) para guru semakin aktif dalam pembelajaran, (4) kemahiran guru menjalankan pembelajaran kooperatif tipe STAD TIK dalam aktivitas pembelajaran, seperti terungkap melalui penilaian siswa yang memberikan nilai rata-rata 4,6 (dalam skala 5) kepada guru melalui angket. Refleksi yang dilakukan melalui proses analisis data dan diskusi ini berfungsi untuk menilai kriteria keberhasilan yang mana yang sudah tercapai, mana yang belum tercapai dan apa yang menyebabkan kriteria itu belum tercapai. Hasil penilaian ini akan memperlihatkan unsur strategi yang perlu diperbaiki. Dengan demikian peneliti dan kolaborator dapat memperbaiki strategi tersebut secara optimal sehingga pengimplementasian strategi revisi ini nantinya dapat mencapai semua target keberhasilan.
Strategi yang sudah diperbaiki (revised strategy) inilah yang menjadi fase perencanaan (plan) pada siklus kedua, yang nantinya diimplemetasikan, diobservasi, dan direfleksi kembali. Siklus tersebut dapat diulang beberapa kali hingga seluruh kriteria keberhasilan tercapai. Jumlah siklus tidak dapat diprediksi pada awal penelitian. Jika setelah siklus pertama semua kriteria keberhasilan dapat dicapai maka penelitian dapat dihentikan. Namun selama kriteria-kriteria keberhasilan itu belum tercapai, revisi terhadap strategi perlu dilakukan dan siklus berikutnya dilaksanakan.

Dalam melaksanakan tindakan atau perbaikan, observasi dan interpretasi dilakukan secara simultan. Aktor utama adalah guru. Namun, guru dapat dibantu oleh alat perekam data atau teman sejawat sebagai pengamat. Agar pelaksanaan tindakan sesuai dengan kaidah PTK, perlu diterapkan enam kriteria, sebagai berikut:
  1. Metodologi penelitian jangan sampai mengganggu komitmen guru sebagai pengajar
  2. Pengumpulan data jangan sampai menyita waktu guru terlampau banyak
  3. Metodologi harus reliabel (handal) hingga guru dapat menerapkan strategi yang sesuai dengan situasi kelasnya
  4. Masalah yang ditangani guru harus sesuai dengan kemampuan dan komitmennya
  5. Guru harus memperhatikan berbagai aturan (etika) yang berkaitan dengan tugasnya
  6. PTK harus mendapat dukungan dari masyarakat sekolah.
Diolah dari berbagai buku dan media online.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.