Blog, CMS atau LMS?

Beberapa tahun lalu, kira-kira tepatnya tahun 2009. Dalam suatu kesempatan berdikusi dengan salah satu Dosen Fisika UNM yang memiliki pengetahuan yang luas tentang komputer, media pembelajaran, jaringan internet, dan tentang hal yang terkait dengan teknologi komputer, kesempatan itu saya ditawarkan cara mendesain media pembelajaran berbasis jaringan internet dengan memanfaatkan aplikasi XAMPP dan Moodle. Tawaran ini saya tolak, salah satu alasan yang terpenting adalah saya harus memahami kerja XAMPP dan Moodle selain keterdesakan waktu untuk merampungkan kuliah S2. Memang, kebetulan desain media pembelajaran ini saya fokuskan untuk jadi tugas akhir menyusun tesis.
Ide saya yang pertama tentang mendesain media pembelajaran berbasis jaringan internet, saya pertahankan. yaitu dengan memiliki sebuah blog dan blog ini saya jadikan sebagai media pembelajaran berbasis jaringan internet, disinilah fokus penelitian saya. Dengan segala upaya media blog saya yang dibuat dari blog gratisan blogger saya rancang sedemikian rupa agar supaya media tersebut menjadi media pembelajaran yang memang cocok untuk konsep pembelajaran online bagi mahasiswa.

Singkat cerita, pemahaman ini ternyata keliru karena ternyata media dengan memanfaatkan blog itu hanya sebatas sebagai bahan informasi pelajaran bagi mahasiswa, padahal tujuan penelitian saya adalah meramu sebuah konsep pembelajaran online dan harapannya sama dengan konsep pembelajaran konvensional, yaitu mengukur performnce mahasiswa.

Menurut Uwes A. Chaeruman, dalam sebuah tulisannya mengatakan bahwa:
Ada dua fungsi dalam pemanfaatan web untuk “pembelajaran”, yaitu fungsi "to Inform" dan fungsi "to Perform" Kalau pemanfaatan web hanya untuk menyimpan materi agar bisa diakses dan dipelajari orang lain, maka web tersebut hanya berfungsi sebagai to Inform (sekedar untuk menyampaikan informasi). Sedangkan, kalau e-learning memfungsikan teknologi informasi dan komunikasi dengan segala toolnya untuk meningkatkan kemampuan (to Perform).
Oleh karena itu, kalau tujuannya hanya untuk memberikan informasi (to inform), maka cukup menggunakan platform content management system atau lebih dikenal dengan CMS. Contohnya adalah joomla, drupal, wordpress, dan lain-lain. Tapi, kalau tujuannya adalah to perform maka harus menggunakan suatu platform pengelola pembelajaran yang dikenal dengan learning management system (LMS). Contoh LMS yang open source adalah Moodle, SAKAI, Claroline, Atutor, Dokeos, dan lain-lain. 
Kesimpulannya
Blog yang selama ini dikategorikan sebagai media pembelajaran (oleh saya) ternyata tidak tepat diterapkan sebagai satu kesatuan untuk dapat dikatakan sebagai pemanfaatan pembelajaran berbasis online, karena hanya menyedikan konten (isi, informasi 'CMS'),sedangkan jika kita mampu mengukur performanc  mahasiswa (absensi, ceramah dengan bahan ajar, presentasi, diskusi, quiz, UTS, UAS, dll) dalam pembelajaran online  tersebut maka ini dapat diketegorikan sebagai penerapan pembelajaran online karena memiliki kesamaan dengan pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.