Stop Plagiat!
Ishaq Madeamin, Catatan tentang kasus copy vaste
Kaki tidak akan pernah melangkah secara serentak, jika itu terjadi maka kemungkinan terjatuh sangat besar.
Bukan saja kaki yang akan menopang rasa sakit tetapi tubuh yang lainnya juga merasakan derita. Dalam konteks lain, manusia diciptakan untuk saling berpasangan, ada lelaki dan wanita. Diciptakan untuk saling menyayangi, melindungi, dan sebagainya. Pada intinya mereka akan saling membutuhkan.
Begitupun dalam dunia pendidikan, tidak ada yang sempurna dalam hal penguasaan pengetahuan, bahkan kalau mau dibandingkan antara ilmu pencipta dan ciptannya sendiri maka dianalogikan antara jutaan milyar kubik air dengan setetes air tersebut, itulah ilmu yang dimiliki manusia dibanding tuhannya.
Dalam usaha manusia untuk menutup lubang ketidaksempurnaan pengetahuannya telah berbagai cara dilakukan, mulai dari proses pendidikan dalam rumah tangga melalui keluarga, lingkungan, pendidikan formal, ataupun pendidikan nonformal, sampai kemedia cetak maupun media non cetak seperti internet dan sebagainya, hanya satu keinginan yaitu mengetahui apa yang tidak diketahui.
Bak ketibang durian runtuh, dalam mencapai tingkatan pengetahuan kita yang lebih tinggi dengan mudahnya pengetahuan baru kita peroleh dari berbagai pihak. Ada-ada saja yang rela berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan menopang prinsip berbagai itu indah, pengetahuan yang dimiliki tanpa pernah dibagi adalah pengetahuan yang tak akan pernah memberikan manfaat bagi dirinya apalagi bagi orang lain. Pengetahuan akan menjadi basi dikerubungi ribuan mikroorganisme pengetahuan itu sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber tidak serta merta kita harus akui kebenarannya, mungkin bisa dimasukkan sebagai acuan teoritis tetapi perlu dilakukan pembuktian secara ilmiah, karena kebenaran pengetahuan itu didasari secara ilmiah. Apalagi harus diakui sebagai suatu penemuan atau paradigma yang kita bangun sendiri maka akan menimbulkan bias dalam permasalahan plagiarism.Plagiat dalam kasus dunia pendidikan tidak akan pernah diberikan pembenaran.
Kaki tidak akan pernah melangkah secara serentak, jika itu terjadi maka kemungkinan terjatuh sangat besar.
Bukan saja kaki yang akan menopang rasa sakit tetapi tubuh yang lainnya juga merasakan derita. Dalam konteks lain, manusia diciptakan untuk saling berpasangan, ada lelaki dan wanita. Diciptakan untuk saling menyayangi, melindungi, dan sebagainya. Pada intinya mereka akan saling membutuhkan.
Begitupun dalam dunia pendidikan, tidak ada yang sempurna dalam hal penguasaan pengetahuan, bahkan kalau mau dibandingkan antara ilmu pencipta dan ciptannya sendiri maka dianalogikan antara jutaan milyar kubik air dengan setetes air tersebut, itulah ilmu yang dimiliki manusia dibanding tuhannya.
Dalam usaha manusia untuk menutup lubang ketidaksempurnaan pengetahuannya telah berbagai cara dilakukan, mulai dari proses pendidikan dalam rumah tangga melalui keluarga, lingkungan, pendidikan formal, ataupun pendidikan nonformal, sampai kemedia cetak maupun media non cetak seperti internet dan sebagainya, hanya satu keinginan yaitu mengetahui apa yang tidak diketahui.
Bak ketibang durian runtuh, dalam mencapai tingkatan pengetahuan kita yang lebih tinggi dengan mudahnya pengetahuan baru kita peroleh dari berbagai pihak. Ada-ada saja yang rela berbagi pengetahuan yang dimilikinya dengan menopang prinsip berbagai itu indah, pengetahuan yang dimiliki tanpa pernah dibagi adalah pengetahuan yang tak akan pernah memberikan manfaat bagi dirinya apalagi bagi orang lain. Pengetahuan akan menjadi basi dikerubungi ribuan mikroorganisme pengetahuan itu sendiri.
Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber tidak serta merta kita harus akui kebenarannya, mungkin bisa dimasukkan sebagai acuan teoritis tetapi perlu dilakukan pembuktian secara ilmiah, karena kebenaran pengetahuan itu didasari secara ilmiah. Apalagi harus diakui sebagai suatu penemuan atau paradigma yang kita bangun sendiri maka akan menimbulkan bias dalam permasalahan plagiarism.Plagiat dalam kasus dunia pendidikan tidak akan pernah diberikan pembenaran.
Leave a Comment